Senin, 12 November 2007

Pengembangan Agribisnis Holtikultura

Dalam pengembangan agribisnis hortikultura maka peranan Provinsi Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan Kalimantan Barat semakin unik. Adanya saling ketergantungan antara provinsi yang berperan sebagai sentra produksi dan provinsi yang berperan sebagai pemasaran. Untuk mensinergikan kondisi ini para pelaku usaha, asosiasi petani, perbankan dan pihak pemerintah (Departemen Pertanian dan Pemda yang bersangkutan) telah membentuk Kawasan Hortikultura Krakatau (KAHORTI KRAKATAU) pada bulan September 2001 di Cilegon.
Kawasan Hortikultura Krakatau (KAHORTI KRAKATAU) adalah salah satu model pengembangan agribisnis di bidang hortikultura yang berbasis pendekatan kawasan. Anggota dari masing-masing forum memiliki kompetensi keunggulan komparatif, sentra produksi dan pemasaran yang secara bersama dan terpadu dapat ditingkatkan menjadi keunggulan yang kompetitif dan sinergis. Dengan demikian dalam suatu kawasan agribisnis dapat dilakukan kerjasama dengan adanya saling keterkaitan secara bersama-sama di bidang peningkatan produksi, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, peningkatan mutu produk dan pemasaran, sehingga dapat memberikan hasil sinergis bagi pengembangan agribisnis dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Meningkatnya permintaan produk hortikultura di kawasan ini, akibat semakin maraknya kegiatan perdagangan, industri, pariwisata dan pemukiman. Kawasan ini selain merupakan sentra utama produksi hortikultura, khususnya di kawasan Jabotabek. Oleh karena itu pembentukan Forum Bersama (FORSAMA) dilakukan sebagai jembatan antara produsen dan pelaku-pelaku usaha pemasaran. Lembaga kerjasama seperti ini hendaknya mampu menyediakan informasi sebaran pemasaran, supply and demand hasil pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten; dapat membantu dalam pengembangan pasar hasil pertanian khususnya sektor hortikultura bagi para pelaku usaha melalui pelatihan dan bimbingan teknis; membantu memberikan informasi tentang Perda yang mendukung kelancaran pemasaran dan distribusi hasil pertanian di daerah; serta berfungsi untuk menciptakan kerjasama pemasaran antar daerah yang efisien dan efektif serta berdaya saing.
Potensi pasar yang besar di kawasan ini tidak hanya di DKI Jakarta, tapi juga kota-kota di kawasan Jabodetabek yang tumbuh pesat dengan supermarket dan hipermarketnya.
Meskipun demikian usaha agribisnis hortikultura saat ini masih menghadapi permasalahan antara lain, rantai tata niaga dari produsen ke konsumen masih sangat panjang; pasokan produk hortikultura belum bisa mengutamakan kebutuhan pasar dari sisi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas; petani produsen masih mengalami kesulitan modal; masih banyak retribusi yang tak resmi yang dihadapi oleh jasa pengangkutan hasil produk hortikultura; belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai; belum adanya jaringan kemitraan yang kuat dan berkelanjutan antara petani, pedagang perantara dan pelaku pasar.
Dalam hal ini untuk mengatasi kelemahan tersebut, jaringan pemasaran harus mulai dibangun dengan memperkuat peranan kelompok tani produsen melalui STA sebagai pintu masuk ke pasar tradisional. PD. Pasar Jaya misalnya, merupakan perusahaan daerah milik pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang semuanya memperdagangkan produk agribisnis. Salah satunya melalui Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) sebagai pusat pasar agribisnis terbesar di DKI Jakarta, khususnya produk buah-buahan dan sayuran.
Dengan demikian dilaksanakannya kegiatan Forsama Kahorti Krakatau ini diharapkan dapat mengurai benang kusut dari permasalahan yang dihadapi petani agribisnis hortikultura dan menetapkan langkah-langkah konkrit dalam bentuk program aksi bagi pengembangan kerjasama pemasaran agribisnis hortikultura di Indonesia, untuk kelak dapat mengatasi persaingan produk-produk pertanian di tingkat dunia akibat Globalisasi.

Tidak ada komentar: